Kondisi kelistrikan di Desa Mopolo, Kecamatan Ranoyapo, masih memprihatinkan. Kurangnya tiang listrik sehingga membuat sebagian warga harus inisiatif mencari alternatif, termasuk menggunakan batang bambu sebagai pengganti tiang penyangga kabel .
Hingga saat ini, sebagian besar wilayah Desa Mopolo belum sepenuhnya dilengkapi dengan tiang listrik permanen. Hal ini menyebabkan kabel listrik yang seharusnya ditopang dengan tiang resmi, justru digantung menggunakan bambu oleh warga secara swadaya. Kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan menimbulkan risiko keselamatan.
Salah satu warga mengaku bahwa keterbatasan infrastruktur listrik tersebut membuat masyarakat harus mengambil inisiatif sendiri.
“Sudah lumayan lama kami pakai bambu. Karena tidak ada tiang dari PLN, kami inisiatif pasang sendiri bambu buat gantung kabel. Tapi kadang ada kabel yang lepas dan memercik api, apalagi saat hujan,” ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa titik kabel terlihat menggantung rendah dan sebagian sudah mulai aus. Bahkan, warga menyebut pernah terjadi percikan api yang cukup besar karena kabel bersentuhan atau terkena air.
“Kami khawatir sekali, takut terjadi kebakaran. Tapi kami juga tidak punya pilihan lain,”
Pihak pemerintah desa sudah beberapa kali menyampaikan kondisi tersebut ke instansi terkait, namun hingga kini belum ada tindak lanjut konkret dari pihak PLN ataupun pemerintah daerah.
Warga Desa Mopolo berharap adanya perhatian dan tindak lanjut dari pemerintah maupun PLN untuk segera mengadakan pemasangan tiang listrik permanen demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Infrastruktur listrik yang layak menjadi hak seluruh warga negara, termasuk mereka yang tinggal di wilayah pedesaan.